Pemkot Tangerang Dorong Percepatan Pengembangan Kawasan Bisnis Aerotropolis
Bisnis

Pemkot Tangerang Dorong Percepatan Pengembangan Kawasan Bisnis Aerotropolis

KUNCI NARASIPemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menunjukkan komitmen kuat untuk mempercepat realisasi konsep Aerotropolis, sebuah model pengembangan kawasan perkotaan yang berpusat pada infrastruktur bandara. Kawasan Aerotropolis di sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) diproyeksikan menjadi pusat bisnis dan logistik internasional yang terintegrasi, bukan hanya untuk Banten dan DKI Jakarta, tetapi juga untuk kawasan Asia Tenggara.

Fokus percepatan ini dilakukan melalui revisi tata ruang, kemudahan perizinan, dan pembangunan infrastruktur pendukung yang akan menyatukan fungsi bandara sebagai hub transportasi udara dengan pusat bisnis, komersial, dan residensial modern.

Visi Aerotropolis: Gerbang Ekonomi Baru

Konsep Aerotropolis, yang dipopulerkan oleh Profesor John Kasarda, memosisikan bandara sebagai mesin ekonomi yang mendorong pembangunan. Pemkot Tangerang melihat Bandara Soekarno-Hatta bukan hanya sebagai tempat transit, tetapi sebagai inti dari sebuah kota yang dirancang untuk kecepatan dan konektivitas global.

Pilar Utama Pengembangan:

  1. Zona Logistik dan E-Commerce: Pengembangan gudang cerdas (smart warehouse) dan pusat distribusi yang terintegrasi langsung dengan kargo bandara. Area ini didorong untuk menjadi hub bagi perusahaan e-commerce dan logistik internasional, memanfaatkan kecepatan pengiriman udara.
  2. Zona Bisnis dan Finansial: Pembangunan gedung perkantoran, pusat konvensi (MICE), dan hotel bintang lima yang melayani pebisnis internasional. Tujuannya adalah menarik investasi asing langsung (Foreign Direct Investment – FDI) dengan menawarkan fasilitas one-stop solution yang dekat dengan akses global.
  3. Kawasan Residensial Premium: Pengembangan hunian vertikal dan horizontal yang dirancang khusus untuk para profesional bandara, kru maskapai, dan pekerja di kawasan bisnis sekitar.

Pj. Walikota Tangerang, Dr. Taufiq Ridwan, dalam forum investor yang diselenggarakan pekan lalu, menekankan bahwa percepatan Aerotropolis adalah kunci untuk meningkatkan daya saing global kota. “Kita tidak hanya menjual tanah, kita menjual efisiensi waktu, konektivitas, dan kualitas hidup. Bandara Soetta adalah aset emas kita,” tegasnya.

Tantangan dan Strategi Penanganan Infrastruktur

Percepatan proyek ini tidak lepas dari tantangan utama, yaitu kepadatan lalu lintas dan masalah tata ruang yang tumpang tindih.

1. Integrasi Transportasi Multimoda:

Pemkot sedang bekerja sama intensif dengan PT Angkasa Pura II (Persero) dan Kementerian Perhubungan untuk memastikan integrasi transportasi darat yang mulus. Proyek yang diutamakan meliputi:

  • Akses Tol Baru: Pembangunan ruas tol penghubung langsung dari kawasan bisnis Aerotropolis ke Jakarta dan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) untuk mengurangi beban pada Jalan Tol Sedyatmo yang eksisting.
  • Kereta Bandara dan People Mover: Peningkatan kapasitas dan rute Kereta Bandara, serta pengembangan sistem people mover otomatis yang menghubungkan terminal bandara dengan pusat-pusat komersial di Aerotropolis.

2. Revisi Tata Ruang (RDTR):

Salah satu langkah strategis Pemkot adalah merevisi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di area seluas sekitar 1.500 hektare yang mengelilingi bandara. Revisi ini penting untuk memberikan kepastian hukum bagi investor, mengubah peruntukan lahan dari pertanian atau residensial biasa menjadi kawasan komersial dan industri berteknologi tinggi.

Pemkot Tangerang telah mengimplementasikan sistem perizinan berbasis elektronik (Online Single Submission – OSS) yang dipercepat khusus untuk proyek-proyek di kawasan Aerotropolis, memangkas birokrasi yang sebelumnya menjadi keluhan utama investor.

Proyeksi Investasi dan Dampak Ekonomi

Pengembangan Aerotropolis diproyeksikan akan menarik investasi triliunan rupiah dalam kurun waktu lima tahun ke depan dan menciptakan ratusan ribu lapangan kerja baru.

  • Peningkatan PDB Regional: Analis ekonomi memperkirakan bahwa kontribusi kawasan Aerotropolis terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Tangerang dapat meningkat hingga 20% dalam dekade berikutnya, menjadikannya kota dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Banten.
  • Penciptaan Lapangan Kerja: Seiring dengan beroperasinya pusat logistik dan perkantoran baru, akan terbuka lapangan kerja di sektor high-value services seperti keuangan, IT, e-commerce, dan manajemen logistik.

Dengan fondasi yang kuat dalam tata ruang, kemudahan investasi, dan dukungan infrastruktur multimoda, Pemkot Tangerang berharap konsep Aerotropolis tidak hanya menjadi model pembangunan kota masa depan, tetapi juga mercusuar ekonomi Indonesia yang terhubung dengan dunia.