Kuncinarasi.com — Pertamina Internasional, anak perusahaan PT Pertamina (Persero), mengambil langkah strategis dalam mengelola limbah industri migas dengan menggandeng mitra asing untuk mengembangkan teknologi Wet Scrubber Adsorption (WSA). Teknologi ini diklaim mampu mengubah limbah menjadi produk bernilai ekonomi, sekaligus meningkatkan standar lingkungan dalam operasional kilang.
Langkah ini menjadi salah satu bukti nyata komitmen Pertamina untuk mengintegrasikan inovasi teknologi dan keberlanjutan lingkungan. Pemanfaatan limbah sebagai sumber pendapatan baru tidak hanya mengurangi beban biaya pengolahan limbah, tetapi juga mendukung target pemerintah dalam mengurangi emisi dan polusi industri.
Kolaborasi dengan Mitra Asing
Kerja sama ini melibatkan perusahaan teknologi asing yang memiliki pengalaman dalam manajemen limbah berbasis WSA. Teknologi Wet Scrubber Adsorption memungkinkan proses penyerapan dan pengolahan limbah gas dan cair menjadi produk yang bisa dipasarkan, seperti bahan baku kimia dan energi alternatif.
“Kerja sama ini membuka peluang besar bagi Pertamina untuk memaksimalkan nilai limbah industri. Selain ramah lingkungan, teknologi ini juga memiliki prospek bisnis yang menjanjikan,” ujar Direktur Utama Pertamina Internasional.
Menurutnya, inovasi ini merupakan bagian dari strategi korporasi untuk menciptakan industri migas yang berkelanjutan.
Teknologi WSA: Solusi Masa Depan Industri Migas
Teknologi WSA bekerja dengan prinsip pengolahan gas buang dan limbah cair melalui proses penyaringan dan adsorpsi. Limbah yang biasanya dianggap beban kini dapat dikonversi menjadi bahan baku industri kimia atau energi. Selain itu, sistem ini dilengkapi dengan sensor digital untuk memantau kualitas limbah secara real-time, sehingga proses pengolahan lebih efisien dan aman.
Keunggulan teknologi WSA antara lain:
- Mengurangi emisi gas rumah kaca
- Mengubah limbah menjadi produk yang memiliki nilai jual
- Memperpanjang umur peralatan kilang karena limbah lebih mudah dikendalikan
- Mendukung kepatuhan terhadap regulasi lingkungan
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan
Pengembangan teknologi WSA diproyeksikan memberikan manfaat ganda bagi Pertamina Internasional, yakni dari sisi ekonomi dan lingkungan. Dari sisi ekonomi, limbah yang sebelumnya hanya menjadi biaya operasional kini dapat menghasilkan pendapatan tambahan. Sedangkan dari sisi lingkungan, proses ini mampu menekan emisi karbon dan pencemaran di sekitar kilang.
Sebagai contoh, gas sisa pembakaran yang biasanya dibakar habis kini dapat diubah menjadi produk kimia bernilai tinggi, sementara limbah cair bisa dimanfaatkan untuk energi alternatif atau bahan baku industri. Dengan demikian, kilang dapat mengurangi ketergantungan pada sumber energi konvensional sekaligus meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Dukungan Pemerintah dan Regulasi
Kerja sama ini juga mendapat dukungan dari pemerintah, khususnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Pemerintah mendorong perusahaan migas untuk mengadopsi teknologi yang mengurangi dampak lingkungan dan mendukung target net zero emission.
Regulasi terkait pengelolaan limbah industri migas semakin ketat, sehingga adopsi teknologi seperti WSA menjadi langkah proaktif untuk mematuhi aturan dan meningkatkan reputasi perusahaan.
“Teknologi ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk meningkatkan efisiensi energi dan keberlanjutan industri,” ujar pejabat KLHK.
Tantangan Implementasi Teknologi WSA
Meski memiliki banyak manfaat, implementasi teknologi WSA tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah penyesuaian infrastruktur kilang agar kompatibel dengan sistem baru. Selain itu, dibutuhkan tenaga ahli dan pelatihan operator untuk mengoperasikan teknologi ini dengan aman dan efektif.
Pertamina Internasional menyatakan pihaknya tengah menyiapkan roadmap implementasi yang mencakup pelatihan karyawan, integrasi sistem digital, dan uji coba bertahap di beberapa kilang sebelum diterapkan secara luas. Langkah ini memastikan teknologi WSA dapat berjalan maksimal tanpa mengganggu produksi.
Potensi Replikasi di Kilang Lain
Keberhasilan implementasi WSA di Pertamina Internasional diharapkan dapat direplikasi di kilang-kilang lain, baik di dalam negeri maupun proyek internasional. Hal ini akan memberikan standar baru dalam pengelolaan limbah industri migas, sekaligus membuka peluang kerja sama teknologi dengan pihak asing dan lokal.
Para analis industri menilai, langkah ini bukan hanya meningkatkan profitabilitas perusahaan, tetapi juga meningkatkan citra Pertamina sebagai perusahaan migas yang peduli lingkungan dan berorientasi masa depan.
Pengembangan teknologi Wet Scrubber Adsorption (WSA) oleh Pertamina Internasional bersama mitra asing menunjukkan transformasi inovatif dalam industri migas. Limbah yang sebelumnya menjadi beban kini diubah menjadi sumber pendapatan dan energi, selaras dengan prinsip keberlanjutan dan efisiensi.
Selain manfaat ekonomi, teknologi WSA juga memberikan dampak positif bagi lingkungan melalui pengurangan emisi, pengelolaan limbah yang lebih aman, dan pemanfaatan sumber daya secara optimal. Kolaborasi ini menjadi contoh nyata integrasi inovasi, teknologi, dan bisnis ramah lingkungan di sektor energi.
Ke depan, Pertamina Internasional diharapkan menjadi pionir pengelolaan limbah migas berkelanjutan, yang dapat direplikasi di berbagai kilang, mendukung regulasi pemerintah, dan membuka peluang bisnis baru berbasis teknologi hijau.





