KUNCI NARASI — Data terbaru Rumah123 memperlihatkan rumah tapak masih tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia. Sebanyak 62,4 persen masyarakat masih memilih rumah tapak sebagai tipe hunian idaman sepanjang paruh pertama 2025.
“Rumah tapak masih menjadi favorit masyarakat. Permintaannya jauh melampaui jenis investasi properti lainnya,” ujar Head of Research Rumah123, Marisa Jaya, dikutip Jumat, 14 November 2025.
Adapun dari sisi wilayah, Tangerang mendominasi pasar sebagai area dengan permintaan rumah tertinggi secara nasional, berkontribusi 16,8 perse dari total permintaan. Di bawahnya menyusul Jakarta Selatan (11,4 persen) dan Jakarta Barat (9,8 persen). Angka ini menegaskan posisi Tangerang sebagai kawasan hunian yang semakin menarik berkat akses transportasi yang membaik serta banyaknya pengembangan kawasan baru.
Baca Juga :Curah Hujan Tinggi, Desa Menganti Kebanjiran, Warga Pilih Ngungsi
– LPKR catat pra penjualan Rp4,02 triliun hingga kuartal III-2025
Mengantisipasi momentum positif tersebut, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), platform real estat dan layanan kesehatan terkemuka di Indonesia. Melalui LippoLand, terus memperkuat kehadirannya dengan menghadirkan produk hunian dan komersial terbaru di kawasan Park Serpong, Tangerang.
Meski pasar properti masih diwarnai tantangan makroekonomi dan daya beli masyarakat yang fluktuatif, LPKR tetap mencatatkan pra penjualan Rp4,02 triliun hingga kuartal III-2025. Angka tersebut setara 64 persen dari target tahunan perusahaan.
Kinerja ini terdorong oleh tingginya permintaan terhadap hunian tapak terjangkau dan premium, yang menyumbang 70 persen dari total pra penjualan. Produk-produk tersebut masyarakat minati oleh pembeli rumah pertama (first-time buyers) maupun end-user yang mencari hunian berkualitas dengan nilai investasi tinggi. Dua proyek unggulan, yaitu Park Serpong tahap 4 & 5 serta Metropolis Marq Estate di Kota Tangerang, menjadi pendorong utama pencapaian ini.
Secara finansial, pendapatan segmen real estat tumbuh 74 persen year-on-year menjadi Rp5,5 triliun, didukung oleh serah terima unit yang tepat waktu, sementara EBITDA mencapai Rp843 miliar, hasil dari efisiensi operasional dan eksekusi proyek yang optimal.
Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, LPKR membukukan kinerja kuat. Perseroan mencatat laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp368 miliar, dengan pendapatan mencapai Rp6,51 triliun dan EBITDA sebesar Rp997 miliar. LPKR juga menjaga posisi likuiditas yang solid sebesar Rp2,2 triliun, menegaskan manajemen keuangan yang sehat dan terkendali.
“Kami bangga atas kinerja sembilan bulan pertama yang solid, terdukung oleh serah terima produk tepat waktu dan strategi bisnis yang disiplin. Strategi perumahan terjangkau yang terpadukan dengan proyek premium terbukti efektif mendorong pertumbuhan penjualan, sekaligus memperkuat struktur permodalan kami melalui pengurangan utang yang berkelanjutan,” ujar CEO Grup Lippo Indonesia, John Riady.



