KUNCI NARASI — Intensitas curah hujan tinggi mengguyur wilayah Kecamatan Menganti, beberapa desa terendam air hingga diatas lutut orang dewasa. Akibatnya, jalan desa tidak bisa di gunakan, juga banyak warga yang mengungsi untuk menyelamatkan diri juga harta bendanya.
Esti salah satu Warga Perumahan Graha 2 Menganti mengatakan, banjir tahunan untuk kali ini cukup parah. Sehingga harus meninggalkan rumah, dan sementara harus bermukim di rumah keluarga lain yang berada di Krian.
“Saya keluar rumah, nekat karena takut banjir lebih tinggi. Dengan kondisi sepeda montor di tuntun dan kenalpot di bungkus pelastik, karena ini rumah satu – satunya. Ya gimana lagi, berharap pemerintah ada upaya untuk solusi banjir tahunan ini.”pintanya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gresik Driatmiko Herlambang mengatakan, banjir terjadi di tiga wilayah, yakni Desa Bringkang, Desa Pranti, dan Perumahan Graha 2 Menganti.
Kondisi paling parah terjadi di kawasan Perumahan Graha 2, di mana ketinggian air di jalan lingkungan mencapai 20 hingga 60 sentimeter, dan sekitar 75 rumah warga terdampak genangan dengan rata-rata air setinggi 10 sentimeter.
“Desa Bringkang, genangan air mencapai 10 hingga 45 sentimeter di area perumahan Oma Indah. Sebanyak 133 rumah warga tergenang dengan ketinggian air 5 hingga 15 sentimeter,” ujarnya.
Sementara di Desa Pranti, banjir juga merendam jalan lingkungan dengan ketinggian air 5 hingga 10 sentimeter dan menggenangi sekitar 45 rumah warga. BPBD Gresik bersama unsur kecamatan, Tim Reaksi Cepat (TRC) desa, serta warga setempat telah melakukan pemantauan lapangan dan penyedotan air menggunakan mobil pompa milik BBWS di Perumahan Oma Indah.
“Tim juga berkoordinasi dengan pemerintah desa, untuk memastikan kebutuhan dasar warga terdampak dapat segera terpenuhi. Kebutuhan mendesak saat ini meliputi bahan pokok, perahu siaga di kawasan Graha 2, serta posko kesehatan untuk warga terdampak,”ungkapnya.
Ditambahkan Driatmiko Herlambang, bahwa hingga Kamis pagi debit air masih mengalami kenaikan, meskipun kondisi cuaca mulai cerah berawan. Sudah mengimbau masyarakat, agar tetap waspada terhadap potensi hujan susulan. Dan bersiap menghadapi kemungkinan peningkatan debit air, sebab di prediksikan curah hujan masih cukup tinggi.
Sementara itu, akses jalan utama menuju Kecamatan Driyorejo sempat terputus karena genangan air setinggi lutut orang dewasa. Beberapa kendaraan roda dua mogok karena memaksa menerobos banjir. Petugas kepolisian memasang rambu peringatan dan mengalihkan arus lalu lintas ke jalur alternatif melalui Desa Hulaan.
Meski curah hujan mulai menurun pada Kamis siang, warga masih diminta untuk waspada terhadap potensi banjir susulan, terutama bila hujan kembali turun di wilayah hulu. BMKG Juanda Surabaya memprediksi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan di kawasan Gresik dan sekitarnya.
“Kami imbau masyarakat untuk tetap waspada, jangan kembali ke rumah sebelum air benar-benar surut. Kondisi tanah masih labil dan debit air sungai belum stabil,” tambah Fathur Rahman.
Hingga berita ini diturunkan, tim gabungan masih melakukan penyedotan air di beberapa titik menggunakan pompa bantuan dari Dinas Pekerjaan Umum. Pemerintah Kabupaten Gresik juga berencana melakukan normalisasi sungai dan perbaikan tanggul sebagai langkah jangka panjang untuk mencegah banjir serupa di musim penghujan mendatang



