Kuncinarasi.com — Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Barat beberapa waktu terakhir menimbulkan berbagai tantangan bagi masyarakat, terutama terkait kebutuhan air bersih. Warga terdampak mengalami kesulitan memperoleh air minum layak konsumsi, sehingga risiko kesehatan meningkat, mulai dari diare hingga penyakit kulit.
Dalam kondisi seperti ini, penyediaan air minum yang aman menjadi prioritas utama. Pemerintah daerah bersama lembaga pendidikan dan institusi teknologi pun bergerak cepat untuk mencari solusi inovatif. Salah satunya adalah Universitas Diponegoro (Undip) yang menerapkan teknologi pengolahan air minum portabel.
Teknologi Portabel untuk Air Minum
Undip mengembangkan sistem pengolahan air minum portabel yang dapat digunakan langsung di lokasi terdampak banjir. Teknologi ini mampu menyaring kontaminan, bakteri, dan partikel berbahaya dari air banjir sehingga aman dikonsumsi.
Keunggulan teknologi portabel ini adalah mobilitasnya yang tinggi, sehingga dapat dengan cepat dipindahkan ke berbagai lokasi terdampak. Selain itu, sistem ini dirancang agar mudah digunakan oleh warga maupun petugas penanggulangan bencana tanpa memerlukan keahlian khusus.
Cara Kerja Teknologi Pengolahan Air Minum
Sistem portabel ini memanfaatkan beberapa tahap filtrasi, termasuk penyaringan mekanis untuk menghilangkan partikel besar, filtrasi karbon aktif untuk menyerap bahan kimia, dan sistem ultraviolet untuk membunuh mikroorganisme.
Proses ini menjamin air yang dihasilkan memenuhi standar kesehatan dan aman untuk diminum langsung atau digunakan untuk keperluan rumah tangga lainnya. Teknologi ini menjadi solusi praktis, cepat, dan efektif bagi masyarakat yang terisolasi akibat banjir.
Kolaborasi Undip dengan Pemerintah dan Relawan
Penerapan teknologi ini tidak berdiri sendiri. Undip bekerja sama dengan pemerintah daerah Sumatera Barat serta relawan lokal untuk menyalurkan air bersih ke warga terdampak. Tim dari Undip juga memberikan pelatihan singkat kepada petugas dan masyarakat setempat agar sistem dapat digunakan secara optimal.
Kolaborasi ini memastikan distribusi air minum yang aman tidak hanya efektif tetapi juga merata di seluruh wilayah terdampak. Partisipasi masyarakat dalam pengoperasian teknologi juga meningkatkan rasa memiliki dan keberlanjutan solusi.
Dampak Positif bagi Masyarakat
Penerapan teknologi pengolahan air minum portabel membawa manfaat signifikan bagi masyarakat terdampak banjir. Warga tidak lagi bergantung pada air sungai atau sumur yang tercemar, sehingga risiko penyakit menular dapat diminimalkan.
Selain itu, keberadaan teknologi ini memberikan ketenangan psikologis karena kebutuhan dasar untuk air minum terpenuhi. Anak-anak dan lansia yang rentan terhadap penyakit menjadi kelompok yang paling diuntungkan dari adanya sistem ini.
Tantangan dan Upaya Pengembangan
Meski efektif, teknologi portabel ini tetap menghadapi beberapa tantangan. Ketersediaan sumber daya listrik di lokasi banjir yang terbatas menjadi salah satu kendala. Untuk itu, Undip mengembangkan sistem cadangan tenaga surya agar teknologi tetap berjalan meski pasokan listrik terganggu.
Selain itu, tim Undip terus melakukan penelitian untuk meningkatkan kapasitas filtrasi, mempercepat proses penyaringan, dan membuat perangkat lebih ringan sehingga lebih mudah dipindahkan ke lokasi terpencil.
Kontribusi Lembaga Pendidikan dalam Penanggulangan Bencana
Inovasi yang dilakukan Undip menunjukkan peran penting lembaga pendidikan tinggi dalam penanggulangan bencana. Dengan memanfaatkan riset dan sumber daya akademik, perguruan tinggi dapat menyediakan solusi praktis yang langsung berdampak pada masyarakat.
Kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat menjadi model sinergi yang efektif dalam menghadapi bencana alam. Kecepatan respons dan penerapan teknologi yang tepat dapat menyelamatkan banyak nyawa dan mencegah krisis kesehatan lebih luas.
Harapan ke Depan
Dengan teknologi pengolahan air minum portabel, Undip berharap masyarakat terdampak banjir di Sumatera Barat dapat mendapatkan akses air bersih secara cepat dan aman. Selain itu, inovasi ini diharapkan menjadi model bagi daerah lain yang rawan bencana untuk mengatasi masalah serupa.
Penerapan teknologi ini juga membuka peluang bagi pengembangan lebih lanjut, seperti integrasi sistem digital untuk memantau kualitas air dan distribusi secara real-time. Langkah ini diharapkan meningkatkan efisiensi dan efektivitas penanganan bencana di masa depan.
Banjir di Sumatera Barat menimbulkan krisis air bersih bagi masyarakat. Untuk mengatasi hal ini, Undip menerapkan teknologi pengolahan air minum portabel yang mampu menyaring kontaminan dan bakteri, sehingga aman dikonsumsi.
Kolaborasi Undip dengan pemerintah dan relawan memastikan distribusi air bersih tepat sasaran. Teknologi ini tidak hanya memberikan solusi cepat dan praktis, tetapi juga mengurangi risiko penyakit akibat air tercemar. Dengan inovasi ini, masyarakat terdampak banjir dapat memperoleh akses air minum yang aman, sekaligus menjadi model penanggulangan bencana berbasis teknologi yang bisa diterapkan di wilayah lain.





