KUNCI NARASI — Perjalanan kereta api Jakarta-Bandung mengisi tempat istimewa di hati banyak pelancong. Bukan sekadar memindahkan raga dari satu kota ke kota lain, tapi juga menawarkan pemandangan berupa jembatan tinggi, lembah hijau, dan terowongan bersejarah yang melekat kuat dengan citra Parahyangan.
Kini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menghadirkan kembali romansa itu dalam sebuah inisiatif bertajuk “Travelling by Train: #KembaliKeParahyangan.” Pihaknya mengambil langkah strategis dengan mengganti layanan legendaris KA Argo Parahyangan jadi KA Parahyangan yang hadir dengan kelas ekonomi.
Kehadirannya, menurut Direktur Bisnis dan Pengembangan Usaha KAI, Rafli Yandra, bermaksud “menghadirkan kembali suasana perjalanan menuju Bandung sebagai pengalaman yang menyenangkan, hangat, dan penuh inspirasi,” merujuk rilis pada kuncinarasi.com, Selasa (18/11/2025).
Dengan melibatkan 70 peserta yang terdiri dari influencer, kreator digital, komunitas, dan pengguna aktif media sosial, KAI mempersembahkan rangkaian kegiatan yang dikemas secara holistik, menyentuh berbagai aspek kekayaan Bandung, dalam perpanjangan kampanye ini.
Dari sisi budaya, peserta diajak mengunjungi Saung Angklung Ujo; dari sisi sejarah, mereka dibawa ke Museum Geologi; dan dari sisi keindahan alam, mereka menjelajahi Kawah Putih dan Rengganis Suspension Bridge.
Sesi kreatif di Unkl347 Store dan penutup acara yang mewah, “A Night in Parahyangan: Masquerade Soirée” di The Gaia Hotel Bandung menegaskan fokus KAI pada aspek pengalaman dan gaya hidup secara menyeluruh.
Menyambut Era KA Parahyangan yang Baru
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, mengatakan bahwa keindahan lintasan kereta api Jakarta-Bandung merupakan daya tarik abadi yang ingin terus mereka tonjolkan. Langkah ini terbukti efektif.
Sepanjang Januari–Oktober 2025, layanan Parahyangan telah melayani 728.949 pelanggan, meningkat 41,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan penguatan citra ini, KAI berharap, semakin banyak masyarakat memilih kereta api sebagai cara terbaik menikmati Bandung yang hangat dan penuh makna.
Kanal Bisnis Liputan6.com sebelumnya melaporkan, KA Argo Parahyangan, kereta legendaris yang telah beroperasi sejak 2010 sebagai peleburan dari KA Argo Gede dan KA Parahyangan (yang pertama kali beroperasi pada 1971), resmi mengakhiri masa baktinya pada 1 Februari 2025.
Kereta yang akrab disebut Gopar ini dikenal menawarkan kenyamanan premium dengan harga tiket kelas eksekutif mulai dari Rp 250 ribu dan melayani hingga 16 perjalanan per hari pada 2024.
Tiket Kereta Lebih Murah
Keputusan KAI memperkenalkan kelas ekonomi pada layanan utama di jalur sibuk Jakarta-Bandung merupakan “langkah yang strategis dan berorientasi pada masyarakat,” menurut mereka. Tarif KA Argo Parahyangan sering kali dianggap memberatkan sebagian pelancong harian, pelajar, atau mereka yang memiliki anggaran perjalanan terbatas.
Kehadiran kelas ekonomi dengan tarif yang jauh lebih rendah, yaitu Rp 150 ribu, secara instan mengubah dinamika pasar transportasi di rute ini. Ini adalah wujud komitmen KAI untuk menghadirkan solusi transportasi yang lebih inklusif dan merata.
Aspek inklusivitas ini sangat penting, mengingat Bandung dan Jakarta adalah dua pusat kegiatan ekonomi, pendidikan, dan pariwisata yang saling terhubung. Dengan opsi kelas ekonomi, frekuensi perjalanan kereta api berpotensi meningkat di kalangan pengguna yang sebelumnya beralih ke bus atau kendaraan pribadi karena pertimbangan biaya.
KA Parahyangan yang baru menjaga identitas sejarah yang diwariskan nama Parahyangan, sembari berinovasi untuk menawarkan layanan yang lebih sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat saat ini.
Perjalanan yang cepat, nyaman, dan kini lebih terjangkau antara Gambir dan Bandung menjadikan KA Parahyangan sebagai solusi transportasi andalan yang efisien dan ramah lingkungan. Perubahan ini bukan sekadar pergantian nama, namun penyesuaian layanan yang fundamental, memastikan warisan jalur kereta api Jakarta-Bandung tetap hidup dan dapat diakses oleh semua kalangan.
Setiap perjalanan di atas rel adalah kesempatan menyaksikan keindahan alam yang memanjakan mata, melewati jembatan tinggi, lembah, dan terowongan bersejarah. Dengan demikian, KAI tidak hanya menjual tiket, namun pengalaman dan narasi perjalanan yang penuh makna.




