Kuncinarasi.com — Esri Indonesia kembali menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi geospasial bagi berbagai organisasi, baik sektor pemerintahan, swasta, hingga lembaga non-profit, untuk menjawab tantangan transformasi digital yang semakin kompleks. Dalam sebuah forum teknologi yang digelar di Jakarta, perusahaan penyedia solusi Sistem Informasi Geografis (SIG) terkemuka tersebut memaparkan bahwa data berbasis lokasi kini menjadi fondasi penting dalam pengambilan keputusan, mitigasi risiko, dan peningkatan efisiensi operasional.
Perwakilan Esri Indonesia menyebut bahwa di era saat ini organisasi tidak cukup hanya mengandalkan data tekstual atau angka. Dengan aktivitas bisnis dan sosial yang semakin terkait ruang dan lokasi, insight geospasial disebut menjadi mata baru bagi pengambil kebijakan untuk melihat pola, tren, dan risiko yang sebelumnya tidak terlihat.
“Sekarang GIS bukan lagi ‘nice to have. Lokasi itu penting untuk semua bisnis. Baik ketika seseorang ingin membuka toko baru, maupun ketika perusahaan besar seperti Pertamina untuk memonitor asetnya, semuanya membutuhkan pemahaman berbasis lokasi,” tegasnya.
Transformasi Berbasis Lokasi Terbukti Tingkatkan Efektivitas Organisasi
Dalam presentasinya, Esri menyoroti berbagai contoh nyata bagaimana teknologi geospasial membawa perubahan signifikan. Di sektor pemerintahan, pemetaan digital digunakan untuk mengidentifikasi wilayah rawan bencana, mengoptimalkan distribusi bantuan, hingga menyempurnakan tata ruang kota. Sementara di sektor swasta, teknologi geospasial mampu mendorong peningkatan performa bisnis melalui analisis pasar, pengelolaan rantai pasok, dan pemetaan peluang pertumbuhan.
Esri menambahkan bahwa organisasi kini dapat mengambil keputusan strategis dengan lebih cepat karena analisis lokasi memberikan gambaran visual yang komprehensif. Misalnya, perusahaan logistik dapat memetakan area kemacetan atau rute tercepat secara real-time, sementara penyedia layanan publik dapat memonitor persebaran infrastruktur penting secara akurat.
Insight Geospasial Perkuat Upaya Mitigasi Risiko dan Tanggap Darurat
Salah satu fokus utama Esri adalah mendorong penggunaan teknologi geospasial untuk mitigasi risiko bencana. Indonesia sebagai negara rawan gempa, banjir, tanah longsor, dan letusan gunung berapi, sangat membutuhkan kemampuan analisis yang cepat dan presisi. Dengan memanfaatkan platform geospasial, berbagai lembaga dapat memperkirakan potensi wilayah terdampak, menyiapkan jalur evakuasi, dan mendistribusikan sumber daya dengan lebih efisien.
Esri mencontohkan bagaimana pemetaan interaktif telah mempermudah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) maupun lembaga relawan untuk melihat tingkat risiko di setiap wilayah. Melalui dashboard geospasial, data curah hujan, tinggi muka air, hingga titik pengungsian dapat dimonitor secara real-time sehingga respons yang dilakukan lebih tepat sasaran.
Inovasi ArcGIS Tingkatkan Kualitas Analisis Berbasis Lokasi
Pada kesempatan tersebut, Esri juga memperkenalkan pembaruan fitur dalam platform ArcGIS, teknologi andalan mereka. Pembaruan ini meliputi:
- Peningkatan kemampuan analisis spasial untuk memproses data dalam jumlah besar.
- Integrasi kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi pola-pola kompleks dari citra satelit.
- Optimalisasi tampilan peta 3D, memungkinkan organisasi melihat kondisi lapangan dengan detail mendekati realitas.
- Kemudahan kolaborasi data lintas departemen, memperlancar komunikasi dan sinkronisasi pekerjaan.
Dengan inovasi tersebut, Esri berupaya membuat analisis geospasial semakin mudah digunakan oleh siapa saja, baik analis profesional maupun organisasi yang baru memulai adopsi teknologi ini.
Akselerasi Digital: Perusahaan Diminta Tingkatkan Literasi Geospasial
Meski teknologi geospasial menawarkan manfaat besar, Esri menilai bahwa tantangan utama tidak hanya terletak pada teknologi, melainkan juga pemahaman sumber daya manusia. Banyak organisasi yang belum memiliki kemampuan membaca, mengolah, dan memanfaatkan data geospasial secara optimal.
Oleh karena itu, Esri mengajak perusahaan maupun lembaga pemerintah untuk meningkatkan literasi geospasial melalui pelatihan, workshop, dan kolaborasi riset. Esri bahkan membuka program pendampingan bagi instansi yang ingin mengembangkan sistem berbasis lokasi agar transformasi digital dapat berjalan menyeluruh.
Kolaborasi Diharapkan Perkuat Ekosistem Geospasial Indonesia
Dalam forum tersebut, Esri juga mendorong pentingnya kolaborasi antarinstansi untuk membentuk ekosistem data yang saling terintegrasi. Esri menyebut bahwa ekosistem geospasial yang kuat akan mempercepat proses digitalisasi nasional, meningkatkan efektivitas pembangunan, serta mendukung ketahanan nasional.
Kolaborasi yang dimaksud bukan hanya antar lembaga pemerintah, tetapi juga melibatkan akademisi, sektor swasta, peneliti, hingga komunitas geospasial. Dengan bekerja bersama, pemanfaatan data lokasi akan menjadi lebih terbuka, transparan, dan dapat memberikan manfaat luas.
Esri Optimistis Geospasial Jadi Katalis Pertumbuhan Pembangunan Indonesia
Menutup kegiatannya, Esri menyampaikan optimismenya bahwa pemanfaatan teknologi geospasial akan menjadi katalis perkembangan Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Mulai dari pembangunan infrastruktur, pengembangan smart city, hingga optimalisasi layanan publik, semuanya membutuhkan insight berbasis lokasi yang akurat.
Esri menegaskan bahwa organisasi yang mampu memanfaatkan teknologi geospasial dengan tepat akan berada selangkah lebih maju dalam kompetisi global. Dengan transformasi digital yang semakin cepat, insight lokasi bukan lagi fitur tambahan, tetapi pilar utama dalam strategi pembangunan nasional dan pengembangan bisnis modern.




